Wednesday, March 28, 2012

Struktur Pengurus

SRTUKTUR KEPENGURUSAN TEATER PIJAR
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FKIP UNIVERSITAS GALUH CIAMIS


PENANGGUNG JAWAB
:
TETI GUMIATI, Dra., M.Pd
PELATIH
:
JARO.X.YUS, S.Sen



KETUA
:
YOGA NUARI
WAKIL KETUA
:
IMAM TAUFIK
SEKRETARIS
:
1.      ELIS NURHIDAYAH
2.      NOVI RATNA PURI

BENDAHARA
:
1.      UFIT FITRIANI
2.      DEWI PURNAMASARI




SEKSI-SEKSI


KOORDINATOR PEMENTASAN
:
1.      YUS RUSMANA SUDIA, S.Pd.
2.      ADI DWI RIANTO, S.Pd.

KOORDINATOR PELATIHAN
:
1.      ARIP HIDAYATULLOH
2.      DICKY BARKAH A

KOORDINATOR KAJIAN SASTRA
:
KIKIN KUSWANDI, S.Pd.

KOORDINATOR PUBLIKASI & DOKUMENTASI

:
TAUFIK HIDAYAT, S.Pd.
ANGGOTA : Punten teu acan ka serat.  :)

Thursday, March 22, 2012

Pementasan Kawin Ucing




Seekor kucing mengeong pelan, kucing yang lain membalasnya juga dengan suara pelan. Suara kedua kucing itu lama-lama semakin keras dan semakin keras saling membalas satu sama lain sehingga menimbulkan suara berisik dan gaduh di telinga. Suara mereka kemudian berhenti setelah seorang janda melemparkan panci, piring seng, centong, dan perkakas dapur lainnya sehingga menimbulkan suara gaduh yang lain. Namun siapa sangka ternyata aksi janda itu, Sumini (diperankan Cintia Mamen) mendapat balasan yang tidak kalah hebat berisiknya. Orang yang membalasnya ternyata janda juga, Jumsih (Dienar Siti Fauziah) dan aksi mereka berbuntut panjang ke perang mulut dan hampir adu jotos.
Di tengah-tengah situasi 'genting' itu, suara kucing-kucing mengeong guntreng tadi (diilustrasikan oleh Dewa Agustien dan Diki Jalan Sesama) kembali terdengar dan seketika pertengkaran itu pun bubar dengan sendirinya. Suasana hening dan sunyi kemudian melanda. Dari balik layar hitam muncul seorang kakek, Abah Emo (Ridwan Cano) lalu dia bertemu dengan seorang nenek, Ambu Epo (Dewi Anjanie). Satu sama lain terlihat malu-malu, senyam-senyum mirip ABG kasarung lawan jenisnya ketika memasuki masa pubertas.
Seiring waktu cinta mereka bersemi. Ocon-guyon, heureuy ngaler ngidul teu nyambung, tual-toel, dan kemesraan layaknya anak muda terjalin begitu harmonis. Beger mindo istilah Sundanya. Namun sepintar-pintar tupai melompat akhirnya jatuh juga. Hubungan mereka tercium oleh anak mereka masing-masing (Sumini dan Jumsih), tapi inilah awal dari perdamaian dua janda musuh bebuyutan itu sekaligus pengikraran cinta kucing piaran mereka, Emen dan Iceu

oleh: Kikin Kuswandi, S.Pd.

Thursday, March 8, 2012

TEATER PIJAR: MEKAR DAN BERKIBAR


  

Bismilahirahmanirrahim. 
Assalamualaikum Wr.Wb.
Para Sahabat yang berbahagia,
     Melalui tulisan ini kami ingin berbagi. Bukan hanya berbagi informasi, tapi berbagi kebahagiaan yang mungkin dapat menyemaikan energi positif untuk orang lain. Saat ini, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Galuh sungguh pantas berbahagia. Mengapa? Program studi yang akrab dengan nama trend Diksatrasia ini  sangat beruntung memiliki komunitas yang  berkomitmen memajukan dan mengembangkan  seni sastra dan budaya Indonesia. Melalui sebuah wadah  yang terlahir dengan nama TEATER PIJAR,  alhamdulillah mahasiswa dan dosen di lingkungan Prodi Diksatrasia memiliki ruang untuk berekspresi dan berkarya mengembangkan seni sastra   dan budaya Indonesia.
     Jika mengilas balik  perjalanan teater  yang diharapkan “berpijar” mengemban misinya sebagai sebuah wadah yang berkomitmen mengembangkan seni sastra, tampak jelas atmosfir  optimis yang terbangun di antara semua anggota  agar teater ini mekar dan berkibar sesuai dengan judul tulisan ini. Mekar, karena  teater ini diharapkan dapat  hadir seperti kuntum-kuntum bunga yang mekar, indah, dan menawan dalam balutan karya kreatif yang layak dilirik semua pasang mata. Berkibar, karena teater ini diharapkan dapat menjadi bendera yang akan mengibarkan  nama Prodi Diksatrasia melalui ekspresi dan karya yang  sarat makna. Tentu harapan ini tidak terlalu muluk rasanya karena kita meyakini bahwa komunitas yang rutin melakukan pelatihan di Sanggar Hutan Jati ini memiliki spirit yang luar biasa dalam mengejar “mimpi”nya.
    Dalam mengemban misinya, Teater pijar melakukan aktivitas ke”teater”an dengan instuktur seniman-seniman teater yang totalitasnya  tidak diragukan lagi. Selain itu, untuk mempertajam analisis dan apresiasi, dilakukan aktivitas berupa Pengajian/Tadarusan Sastra yang dipandu oleh  beberapa tenaga dosen muda kreatif  yang mencintai dunia sastra.  Langkah   lain yang akan memantapkan kontrol kualitas kompetensi  dalam bidang sastra adalah melakukan aktivitas pergelaran yang akan memotret progress seluruh anggota. Mudah-mudahan aktivitas tersebut mampu membawa  seluruh anggota untuk menjadi insan kreatif yang layak dibanggakan lembaga.
     Akhirnya, melalui tulisan ini kami mohon doa dan dorongan agar  Teater Pijar Prodi Diksatrasia tetap optimis dalam memandang masa depan, tetap semangat dalam mengikuti seluruh program kegiatan  yang sudah dirancang dengan orientasi pada optimalisasi semua potensi yang ada.  Mari, bergabung dengan Teater Pijar! Bravo!
Terimakasih. Billahitaufik Walhidayah. 
Wasalamualaikum.Wr.Wb.

Salam hangat,
Teti Gumiati, Dra. M.Pd.
Penanggung Jawab Teater Pijar